Logo
images

Surprise

Perkenalkan namaku Lana. Aku cukup pintar dan aku selalu menjadi juara kelas. Berbakat musik, cantik dan memiliki banyak prestasi. Sekarang aku bersekolah di SMA yang cukup terkenal dan bisa dibilang favorite. Dan pagi itu  sebuah awal pemebelajaran baru bermula. 
   "Selamat pagi," kata seorang guru kepada kami. Beliau membawa seorang siswi perempuan yang sama sekali tidak kukenal.
   "Selamat pagi," jawab kali dengan nada militer seperti biasanya.
   "Siapa seksi humas dan kekeluargaan?" beliau bertanya.
   " Saya pak," jawabku sambil mengangkat tangan.
   "Begini, ini ada teman kalian yang baru, kami kamu sebagai seksi kekeluargaan, tolong bantu dia memperkenalkan diri dan bantu dia agar tahu apa-apa saja peraturan disekolah ini. Saya tinggal dulu," katanya dan beranjak pergi.
   "Iya pak. Terimahkasih pak."
   Kemudian aku menatap kawan baruku itu, memperhatikannya dengan seksama. Baju yang tidak rapi, tidak memakai dari. Roknya terlalu pendek dan ketat, rambutnya digerai, memakai kuteks. Ahh bukan menunjukkan siswa sekolahku. 
   "Em, aku Lana. Senang berkenalan denganmu," kujabat tangannya.
   "Iya," katanya canggung.
   "Baiklah . Teman-teman, seperti kata bapak tadi, kita kedatangan teman baru. Silahkan perkenalkan dirimu."
   Dia memberitahu namanya, asal sekolahnya, dan saat ini tinggal dimana,dan kemudian menjawab pertanyaan yang kurang penting menurutku dari teman-temanku khususnya yang pria. Kepo!
   "Selamat bergabung," kataku tersenyum. 
   "Oh ya, tempat dudukmu ada disebelah sana," sambil menunjuk kearah bangku kosong yang berada jauh dari tempatku duduk.
   "Terimakasih," meninggalkanku berdiri didepan kelas. Melihat itu, aku langsung kembali ketempat dudukku.
   Pelajaran dimulai, dan selama 5 bulan aku selalu memperhatikan gerak-geriknya untuk memastikan dia pesaing yang pantas untuk dikhawatirkan atau sebaliknya. Dan cepat kusimpulkan DIA BUKAN PESAING YANG PERLU DIKHAWATIRKAN.
   Hingga suatu hari, diadakan perlombaan renang yang diadakan oleh sekolah, aku dan dia dan teman-teman lain mengikuti kompetisi itu. Melihat badannya yang menurutku tidak bertenaga, ditambah lagi pemikiranku selama ini tentangnya, membuatku bertindak seperti biasa, tidak mengkhawatirkannya. Dan selalu percaya diri, dan yakin bahwa dia tidak bisa melampauiku. 
   Pertandinganpun berlangsung, dan hasilnya, mungkin aku juara 1, atau 2, atau 3. Tapi nyatanya, aku tak mendapatkan apapun. Dia mendapatkan juara 1. Sungguh kejutan yang bisa membuatku berubah pikiran 180 derajat tentangnya.
   Seiring berjalannya waktu, kini dia telah menjadi seorang perenang yang sampai ketingkat internasional. Terkadang ia sering izin untuk mengikuti perlombaan, atau promosi minuman isotonik untuk sebuah acara TV. 
   Kau tau, terkadang, kita tidak menyadari kita ini sedang bersikap sombong. Mungkin kita tidak memamerkan harta atau barang-barang milik kita, atau meremehkan orang lain secara langsung, tapi hanya dengan menganggap orang lain bukanlah pesaing dalam arti positif itu sama saja membiarkan dirimu jatuh sebelum berjalan/berlari.  Itu sama saja dengan sombong. Ada yang mengatakan kita tersandung bukan karena batu yang besar melainkan batu kecil yang kita abaikan. Setiap orang punya kelebihan masing-masing. 1,2,3,4, atau bahkan 7 baik hal kecil maupun besar, dalam hal apapun. Ingatlah, jangan anggap remeh siapapun, karna mereka pasti punya surprise yang bisa membuatmu kagum atau bahkan jatuh.

*BLACK (JURNALIS)



Dipost Oleh Leriston Sinaga

No matter how exciting or significant a person's life is, a poorly written biography will make it seem like a snore. On the other hand, a good biographer can draw insight from an ordinary life-because they recognize that even the most exciting life is an ordinary life! After all, a biography isn't supposed to be a collection of facts assembled in chronological order; it's the biographer's interpretation of how that life was different and important.

Tinggalkan Komentar